Kitab Fathul Mu’in menjadi syarat Kiyai – Dakwah.web.id ~ Ketika saya mondok di salah satu pesantren di Cianjur, di sebuah pesantren yang cukup dikenal di Jawa Barat sebagai pesantren yang mengedepankan ilmu fikih, guru saya di pesantren tersebut pernah bilang, “Seorang santri belum bisa jadi Kiyai kalau dalam fiqihnya belum ngaji kitab Fathul Mu’in.”
Meski diungkapkan dengan nada yang tidak serius, namun ungkapan beliau nampaknya cukup untuk memberi makna untuk kitab yang dikarang oleh Syeikh Zanuddin Abdul Aziz Al-Malibary tersebut. Ungkapan beliau menandakan begitu pentingya kedudukan kitab Fathul mu’in dan pengaruhnya dalam fiqih islam. Sehingga kajian-kajiannya apabila dapat dikuasai dan diamalkan cukup mampu untuk megantarkan seseorang pada pemahaman dalam fiqih.
Fathul Muin dan Pesantren
Hampir seluruh pesantren yang ada di Indonesia kebanyakan semuanya menjadikan kitab Fathul Mu’in sebagai standarisasi kajian ilmu fiqihnya. Ini menunjukan kedudukan kitab Fathul Muin yang dianggap mampu mewakili pelajaran ilmu fiqih secara mendasar.
Dimana semua santri dari setiap pesantren berlomba untuk bisa hafal dan faham kajian-kajian yang ada dalam kitab Fathul Mu’in, tentunya sebagai pijakan bagi mereka untuk bisa faham dalam berbagai permasalahan fiqih.
Mengenal Kitab Fathul Muin
Adapun kitab Fathul Mu’in merupakan sebuah kitab yang disusun oleh ulama asal Malabar, India Selatan, yaitu Syeikh Zanuddin Abdul Aziz Al-Malibary. Beliau merupakan seorang ulama yang terkenal sebagai ulama karismatik yang memiliki nalar kritis dalam bidang agama. Selain dari pada ahli fiqih, beliau yang merupakan murid langsung dari Syeikh Ibnu Hajar Al-Haitamy ini terkenal pula sebagai ulama yang ahli dalam bidang tasawwuf, sejarah, serta sastra.
Kitab Fathul Mu’in merupakan kitab penjelas atau kitab syarah terhadap kitab yang masih merupakan karya dari Syeikh Zainuddin Abdul Aziz , yakni kitab Qurratul ‘Ain Fii Muhimmati Dien. Berdasarkan penuturan Syeikh Zainuddin dalam khutbah kitabnya, beliau menyusun kitab ini semata-mata mengaharap ridlo Allah demi kemanfaatan orang banyak. Dengan keinginan semoga kitab ini menjadi sebab beliau mendaptkan tempat kembali yang layak diakhirat kelak, yakni surga firdaus-Nya.
Selain itu, beliau juga menuturkan bahwasanya kitab ini merupakan kitab yang isinya merupakan kajian-kajian pilihan yang merujuk pada kitab-kitab pegangan buah karya ulama-ulama besar. Diantaranya adalah dari kitab-kitab karangan guru beliau yakni Ibnu Hajar Al-Haitamy, juga kitab-kitab karangan Wajhuddin Abdurohman Bin Ziyad Al-Zubaidi, Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshory, Imam Ahmad Al-MujZaddi Al-Zubaidi, Serta dari ulam lainnya yang merupakan Muhaqqiq Muta’akhir.
Isi Kajian Kitab Fathul Muin
Adapun kajian dalam kitab Fathul Mu’in ini merupakan bahasan ilmu fiqih yang membahas berbagai permasalahan fiqih dalam madzhab Syafi’iyyah. Yang didalamnya berisi Bab serta Fashal. Bahkan dilengkapi dengan sub-sub bahasan berupa tatimmah, Qaidah Muhimmah, Far’u, Muhimmah, Faidah, serta Khatimah.
Isi Bab Kitab Fathul Muin
Diantara isi Bab-nya adalah sebagai berikut:
- Bab Shalat
- Bab Zakat
- Bab I’tikaf
- Bab Puasa
- Bab Haji dan Umroh
- Bab Adhiyah dan Aqiqah
- Bab Nadzar
- Bab Jual Beli
- Bab Taflis
- Bab Ad-Dloman/Jaminan
- Bab As-Shulhu
- Bab Wakalah dan Qirad
- Bab Syirkah
- Bab Syuf’ah
- Bab Ijarah
- Bab Al-Masaqoh
- Bab Al-Ariyah
- Bab Tentang Hibah
- Bab Tentang Waqaf
- Bab Iqrar
- Bab Wasiat
- Bab Faro_id
- Bab Wadi’ah
- Bab LuqotohBab Nikah
- Bab Walimah
- Bab Menafkahi Kerabat
- Bab Jinayat
- Bab Riddah
- Bab Hudud
- Bab Jihad
- Bab Qadla
- Bab Dakwa dan Bayyinat
- Bab I’taq
Beberapa kesimpulan terhadap kitab yang sudah bayak di syarahi ini, diantanya:
- Kitab ini memiliki penjelasan yang ringkas namun padat akan makna
- Penggunaan bahasa arab yang mudah dimengerti serta didalamnya tidak banyak kosakata yang maknanya sulit diterjemahkan
- Isi pembahasannya cukup lengkap
- Penyusunannya sudah sistematis sesuai kebutuhan pembaca dan pembahasannya diurut sesuai tingkat kebutuhan dan kepentingan ilmu fiqih.
Demikian sedikit uraian tentang Kitab Fathul Mu’in. Semoga memberi manfaat. Jika belum masih ada yang belum dimengerti, silahkan baca uaraian Kitab Fathul Mu’in disini.
Tulisan ini diunggah ulang dari arsip dengan judul dan isi yang sama dengan sedikit penambahan sub heading. Kitab Fathul Mu’in, Syarat Menjadi Kiyai Dalam Bidang Fiqih, By ISBAT TV pada Tuesday, 1 December 2015