Sholat Jamak Taqdim dan Takhir Berikut Syarat dan Niatnya

Dakwah – Sholat dengan cara ini merupakan salah satu bentuk rukhsah dari syariat. Rukhsoh artinya keringan yang didapatkan karena terdapat alasan-alasan tertentu, seperti safar (bepergian) misalnya. Dalam menunaikan sholat jamak harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dan biasanya tertuang dalam kitab fiqih klasik.

Sholat dengan dijamak hanya bisa dilakukan terhadap sholat fardhu yang telah ditentukan dalam ‘paket’-nya. Hanya sholat subuh yang tidak dapat dilaksanakan dengan dijamak.

Hukum sholat jamak yang memenuhi syarat dapat bervariasi sesuai dengan keadaan musholli. Hukum ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, bukan hukum sholat jamak itu sendiri. Sementara hukum sholat jamak sendiri secara asal besifat mubah, diperbolehkan.

Pengertian Sholat Jamak

Jamak artinya mengumpulkan sesuatu menjadi satu kesatuan. Makna ini bisa diaplikasikan dalam pengertian sholat jamak secara istilah fiqih.

Orang yang memenuhi syarat diperbolehkan qoshor sholat, juga diperbolehkan untuk melakukan jamak sholat, yaitu mengumpulkan dua sholat dalam satu waktu. Dalam hal ini dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Jamak Taqdim, dan
  2. Jamak Ta’khir

Taqdim artinya mendahulukan, sementara ta’khir adalah mengakhirkan. Jadi jika dua sholat fardhu dikerjakan di waktu fardhu yang awal namanya jamak taqdim. Sebaliknya jika kedua sholat fardlu ditunaikan di waktu fardhu yang akhir dinamakan jamak ta’khir.

Sholat Jamak Taqdim dan Takhir

Seperti disinggung sebelumnya. Bahwa penamaan sholat jamak dengan taqdim dan takhir ini disebabkan oleh waktu pelaksanaannya. Untuk melaksanakannya tentu musafir harus memenuhi syarat dasar sholat, termasuk harus bersuci terlebih dahulu.

1. Jamak Taqdim.

Yaitu mengumpulkan solat Dhuhur dan Ashar dengan dilaksanakan pada waktu Dhuhur dan mengumpulkan sholat  Maghrib dan ‘Isya dengan dilaksanakan pada waktu maghrib.

2. Jamak Ta’khir

Yaitu mengumpulkan sholat Dhuhur dan Ashar dengan dilaksanakan pada waktu Ashar dan  mengumpulkan maghrib dan isya dengan dilaksanakan pada waktu isya.

Syarat-Syarat Jamak Taqdim

Musafir yang memenushi syarat jamak diperbolehkan melaksanakan sholat jamak taqdim. Musafir adalah orang yang melakukan perjalanan ini disyaratkan agar bisa menjamak sholat secara taqdim dengan syarat:

  1. Tartib
  2. Niat
  3. Muwalah artinya berturut-turut
  4. Status musafir

Yang dimaksud tertib adalah mendahulukan sholat Dhuhur dari sholat Ashar dan mendahulukan sholat Maghrib dari Isya’. Maka dalam jamak takdim tidak diperkenankan melakukan sholat ashar dahulu mengakhirkan dhuhur. Juga tidak boleh shalat isya’ dahulu mengakhirkan maghribnya.

Niat  jamak saat melaksanakan sholat yang pertama, yakni waktu takbiratul ihram sampai salam. Namun yang lebih utama melaksanakan niat tersebut bersamaan dengan takbiratul ihram. Untuk niatnya adalah seperti contoh berikut :

Niat sholat pertama (Dhuhur}

أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ مَجْمُوْعًا إِلَيْهِ فَرْضُ الْعَصْرِ جَمْعًا تَقْدِيْمًا لِلّه تـَعَالى

Niat sholat kedua (Ashar):

أُصَلِّيْ فَرْضَ اْلعَصْرِ مَجْمُوْعًا بِفَرْضِ الظُّهْرِ جَمْعًا تَقْدِيْمًا لِلَّهِ َتعَالى

Muwalah, artinya melaksanakan sholat pertama dengan sholat kedua secara langsung, tanpa ada pemisah yang lama menurut kebiasaan. Menurut sebagian ulama’ ukuran pemisah yang lama adalah waktu yang cukup digunakan mengerjakan sholat dua raka’at. Apabila ada pemisah yang lama meskipun karena udzur seperti tertidur maka sholat yang kedua harus dilakukan pada waktunya kecuali pemisah tersebut hal-hal yang berkaitan dengan kemashlahatan sholat seperti melaksanakan wudlu atau tayammum, mendengarkan adzan, iqamah, dan lain-lain

Dilaksanakan masih dalam masa perjalanan sampai melaksanakan sholat kedua (dalam hal ini tidak disyaratkan sampai selesainya sholat kedua).

Syarat Jamak Ta’khir

Niat untuk melakukan sholat yang pertama dalam waktu sholat yang kedua pada waktu sholat yang pertama (Dhuhur atau Maghrib), yaitu mulai masuknya waktu sholat yang pertama sampai akhir waktu sekira cukup digunakan melakukan sholat secara sempurna (cukup dua raka’at bila diqashar, dan empat raka’at jika tidak diqashar).

Udzur (perjalanan) tetap berlangsung sampai selesai sholat yang kedua. Karena itu, bila sebelum sholat kedua atau di tengah-tenghnya ia bermuqim, sholat kedua menjadi ada’ dan sholat pertama menjadi qadla` tanpa dosa.

Dalam jamak ta’khir tidak disyaratkan tertib, muwalah, dan niat jamak dilakukan pada waktu sholat yang awal. Hanya saja ketiganya sunnah dilakukan.

Untuk niatnya adalah sebagai berikut

Niat sholat yang pertama :

Ushalli fardha dhuhri majmu’am bifardhil ashri jam’an takhiran lillahi ta’ala, artinya Aku niat sholat fardhu dhuhur dengan ashar denga jamak takhir, karena Allah Ta’ala.

أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ مَجْمُوْعًا بفَرْضِ الْعَصْرِ جَمْعًا تَأخيرًا لِلّه تَعَالى

Niat sholat yang kedua :

Ushalli fardhal ashri majmu’an ilihi fardhu dhuhri jam’an ta’khiran lillahi ta’ala, artinya: Aku sholat fardhu dhuhur yang dijamak takhir dengan fardhu dhuhur, lillahi ta’ala.

أُصَلِّيْ فَرْضَ اْلعَصْرِ مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ فَرْضُ الظُّهْرِ جَمْعًا تَأخيرًا لِلَّهِ َتعَالى

Catatan Sholat Jamak

  • Orang yang telah melakukan jamak taqdim tanpa qashar kemudian bermuqim (perjalanannya berhenti) sebelum memasuki waktu sholat kedua tidak wajib untuk mengulangi lagi sholat kedua pada waktunya.
  • Seseorang yang baru keluar dari desa setelah masuk waktu sholat tetap diperbolehkan untuk niat jamak ta`khir.

Itulah penjelasan tentang sholat jamak taqdim dan jamak takhir yang Kami ambil dari beberapa kitab fiqih klasik karangan Fuqoha yang bersanad. Semoga ada manfaat. Dakwah.web.id