Seringkali kita bertanya-tanya, bagaimana cara membedakan antara mimpi yang benar dan merupakan petunjuk dari Allah dengan mimpi buruk yang datangnya dari bisikan setan? Salah satu cara untuk menilai kebenaran mimpi adalah dengan memperhatikan waktu terjadinya mimpi tersebut.
Yuk, ketahui cara membedakan mimpi benar yang datangnya dari Allah dan mimpi yang merupakan bisikan setan. Artikel tafsir mimpi menjelaskan pentingnya waktu terjadinya mimpi untuk memahami arti mimpi yang sesungguhnya.
Waktu Mimpi yang Benar Menurut Ibnu Qayyim
Menurut Ibnu Qayyim al-Jauzi dalam Kitab Madarij as-Salikin, waktu sahur—yakni saat dini hari sebelum fajar—adalah waktu yang paling mungkin untuk menerima mimpi yang benar-benar berasal dari Allah. Mengapa? Karena waktu ini dianggap sebagai saat yang sangat spesial dalam konteks spiritual. Ibnu al-Jauzi menjelaskan:
“Mimpi yang paling benar adalah di waktu sahur, sebab waktu tersebut adalah waktu turunnya (isyarat) ketuhanan, dekat dengan rahmat dan ampunan, serta waktu diamnya setan.”
Waktu sahur dianggap sebagai periode di mana lingkungan spiritual lebih bersih. Pada waktu ini, setan-setan cenderung tidak aktif, sehingga mimpi yang muncul bisa jadi merupakan pesan atau petunjuk yang lebih tulus dari Allah.
Waktu Mimpi Buruk (Bisikan Setan)
Sebaliknya, mimpi yang terjadi pada awal malam atau saat petang dianggap lebih mungkin merupakan bisikan dari setan. Di waktu-waktu tersebut, setan dan roh-roh jahat lebih aktif, sehingga mimpi yang muncul mungkin kurang bisa dipercaya sebagai petunjuk ilahi. Ibnu al-Jauzi menyatakan:
“Kebalikannya adalah mimpi di waktu petang (awal waktu malam), saat setan dan roh-roh jahat menyebar.”
Ini mengisyaratkan bahwa mimpi yang terjadi pada saat tersebut mungkin lebih dipengaruhi oleh kondisi spiritual yang kurang bersih.
Mengapa Waktu Mimpi Itu Penting?
Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam bukunya, Madarij as-Salikin, menjelaskan mengapa waktu sahur dianggap lebih murni untuk menerima mimpi yang benar:
- Waktu Turunnya Ketuhanan: Sahur adalah waktu di mana isyarat ketuhanan lebih terasa, memberikan suasana spiritual yang lebih tinggi.
- Dekat dengan Rahmat dan Ampunan: Pada saat ini, rahmat dan ampunan Allah lebih dekat, meningkatkan kemungkinan mimpi yang dialami adalah petunjuk yang baik.
- Diamnya Setan: Pada waktu sahur, setan cenderung lebih diam, menjadikan mimpi yang muncul lebih mungkin berasal dari sumber yang positif.
Contoh Waktu Ketika Mimpi
Misalkan seseorang bermimpi menjadi pengantin pada waktu sahur. Menurut panduan yang telah dijelaskan, mimpi jadi pengantin menurut islam yang terjadi pada waktu sahur dianggap lebih cenderung sebagai petunjuk yang benar dari Allah. Maka, mimpi ini bisa ditafsirkan sebagai pertanda baik, mungkin mengindikasikan bahwa seseorang akan segera menemukan kebahagiaan dalam pernikahan atau dalam kehidupan pribadi yang penuh berkah.
Memang ada beberapa kriteria untuk mengetahui mimpi yang benar atau mimpi shidiqah. Salah satu cara yang efektif untuk menilai kebenaran mimpi adalah dengan memperhatikan waktu terjadinya mimpi tersebut. Dengan memahami bahwa mimpi pada waktu sahur lebih mungkin sebagai petunjuk ilahi, kita dapat lebih bijak dalam menafsirkan mimpi-mimpi kita.
Tetaplah berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah agar diberi petunjuk dan perlindungan dari bisikan setan. Dengan demikian, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan penuh keyakinan, serta mampu membedakan mana mimpi yang membawa kebaikan dan mana yang hanya gangguan dari setan. Wallahu ‘Alam.