Ungkapan latahzan innallaha maana arti dan kandungannya sangat dalam. Ini adalah ucapan Nabi Muhammad yang diabadikan dalam salah satu ayat dalam al Quran.
Latahzan innallaha maana atau la tahzan innallaha ma’ana muncul ketika Nabi Muhammad saw. menghibur salah satu sahabat terbaik Beliau, yaitu Sayyidina Abu Bakar ra. dalam situasi yang sulit. Sayyidina Abu Bakar ra. yang merasa cemas dan khawatir ketika mereka berdua bersembunyi di dalam gua, karena khawatir para pengejar akan melihat mereka.
Sumber Latahzan Innallaha Maana
Lafadz la tahzan innallaha ma’ana merupakan kalimat yang ucapkan Rasullah Saw. dan terdapat dalam al Quran Surah at-Taubah. Lebih tepatnya, ayat latahzan innallaha maana ini berada pada ayat ke-40 dari surah tersebut.
Berikut bacaan Surat at Taubah ayat 40 dan artinya:
La Tahzan Innallaha Ma’na Arab
Seperti dalam at-Taubah ayat 40, tulisan arab la tahzan innallaha ma ana dan artinya bisa kamu perhatikan ayat tersebut, maka la tahzan innallaha ma ana Arab
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
Latahzan Innallaha Maana Arti
Seperti asal-muasal kalimat la tahzan ini turun, dalam sebuah situasi dimana Nabi Muhammad saw. menghibur Sayyidina Abu Bakar ra. dengan mengatakan “latahzan” yang berarti “jangan berduka cita” atau “jangan bersedih hati”.Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. menambahkan “innallaha maana” yang berarti “sesungguhnya Allah bersama kita”.
Jadi, latahzan innallaha maana artinya jangan bersedih atau berduka cita, karena sesunggunya Allah bersama kita.
Arti rangkaian la tahzan dan innallaha ma ana mencerminkan sikap optimisme, kepercayaan, dan keyakinan bahwa Allah swt. akan memberikan pertolongan dan perlindungan kepada mereka. Tidak hanya itu, ungkapan tersebut juga mengandung pesan bahwa Allah swt. senantiasa hadir dan mendukung mereka dalam situasi apapun. Ini adalah sebuah penghiburan dan jaminan bahwa Allah swt. tidak akan meninggalkan mereka sendirian.
Tafsir dan Perbandingan Latahzan Innallaha Maana
Dalam Tafsi al-Misbah, para penafsir melakukan perbandingan ucapan Nabi latahzan innallaha maana dengan peristiwa yang hampir serupa yang terjadi pada Nabi Musa. Peristiwa itu adalah hijrahnya Nabi Musa as. dari Mesir, seperti yang diceritakan dalam Surah asy-Syu’ara’ (26):61-62.
Ketika dikejar oleh Fir’aun dan tentaranya, umat Nabi Musa as. merasa takut dan mengatakan bahwa mereka pasti akan tersusul oleh Fir’aun. Namun, Nabi Musa as. dengan keyakinan yang kuat menyatakan bahwa Allah swt. bersama dirinya dan akan memberinya petunjuk.
Perbedaan yang mencolok antara ungkapan Nabi Musa as. dan Nabi Muhammad saw. adalah dalam penonjolan “kebersamaan”. Nabi Musa as. menekankan bahwa Allah swt. bersama dirinya secara individual, sementara Nabi Muhammad saw. menekankan “kebersamaan” dalam arti kesatuan umat dan kebersamaan dalam menjalankan ajaran Islam.
Ini mencerminkan kemuliaan ungkapan Nabi Muhammad dengan mengedepankan kebersamaan, bukan individual. Latahzan innallaha maana artinya ada kebersamaan yang diungkapkan dengan kata ganti kita (dhomir naa). Wallahu a’lam. – dakwah.web.id –